Data geospasial menjadi fondasi utama dalam kegiatan tambang. Inovasi yang berkembang cepat di bidang geomatika kini membuka peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi survei tambang. Artikel ini meninjau sejarah, perkembangan, serta teknologi survei tambang modern yang digunakan di industri pertambangan saat ini.
Para surveyor di industri tambang memiliki peran yang sangat penting karena mereka menyediakan informasi yang tak tergantikan bagi semua disiplin ilmu pertambangan lainnya. Secara spesifik, surveyor tambang bertanggung jawab untuk pengukuran akurat terhadap area dan volume material yang telah dieksplorasi atau ditambang, serta representasi yang presisi mengenai kondisi permukaan dan situasi bawah tanah yang kemudian dituangkan dalam peta atau rencana tambang (survei tambang).
Informasi dari survei inilah yang menjadi fondasi bagi perencanaan, keselamatan, dan keberlanjutan seluruh kegiatan tambang.
Sejarah Survei Tambang
Disiplin survei dan pertambangan sudah ada sejak zaman kuno. Bangsa Yunani kuno mengembangkan ilmu geometri dan alat survei pertama, diopter, yang menjadi cikal bakal theodolit. Bukti arkeologis menunjukkan aktivitas penambangan di Inggris dan Prancis prasejarah. Pada masa Romawi, penambangan logam seperti tembaga, emas, dan perak memerlukan survei dan perencanaan yang presisi. Profesi surveyor tambang mulai diakui luas pada abad ke-18, bersamaan dengan Revolusi Industri di Inggris.
Survei Tambang Modern
Kini, survei tambang menjadi ilmu yang sangat presisi. Alat modern seperti total station, GNSS, dan sistem pemindaian laser (LiDAR) telah menggantikan metode lama. Surveyor tambang tidak hanya mengukur volume dan area galian, tetapi juga memetakan kondisi permukaan dan bawah tanah dengan akurasi tinggi.
Meskipun prinsip dasar survei mungkin sebagian besar tetap sama sepanjang zaman, instrumen yang digunakan telah berevolusi pesat. Teknologi umum yang digunakan dalam survei tambang saat ini meliputi:
– Terrestrial Laser Scanning
– Airborne Laser Scanning
– Airborne Photogrammetry
– Unmanned Aerial Systems
– Citra Satelit
Terrestrial Laser Scanning dan Tambang

Terrestrial Laser Scanning (TLS) digunakan untuk memantau perubahan spasial area tambang, baik terbuka maupun bawah tanah. TLS menghasilkan 3D point cloud yang sangat detail, memungkinkan pengukuran deformasi, pemantauan kestabilan lereng, hingga perhitungan volume material tambang. Kombinasi TLS dengan GNSS menciptakan data geospasial lengkap untuk analisis jangka panjang.
Pelajari tentang Stonex X300 Laser Scanner di sini
Airborne Laser Scanning / LiDAR di Lingkungan Tambang
Metode LiDAR udara digunakan untuk memetakan area tambang secara luas, bahkan di medan sulit. Dengan jutaan titik data per kilometer persegi, Airborne Laser Scanning atau LiDAR Airborne menghasilkan Digital Terrain Model (DTM) atau Digital Elevation Model (DEM) yang digunakan untuk analisis geologi, perhitungan volume, hingga studi dampak lingkungan.
Portable/Mobile Laser Scanning di Industri Tambang

Tren yang lebih baru adalah penggunaan laser scanner portabel/mobile, yang sangat sesuai untuk lingkungan tambang yang menantang. Handheld laser scanning adalah solusi ideal karena kemudahan dalam penggunaannya. Beberapa scanner yang ringan dan ringkas juga dapat dipasang pada platform yang bergerak (mobile platforms). Portable laser scanner adalah alat yang luar biasa untuk survei terowongan tambang, serta proyek-proyek seperti pengukuran volume timbunan (stockpile) atau pelacakan lanjutan dan manajemen perubahan.
Selain aspek mobilitas yang menguntungkan, beberapa sistem pemindai portabel memanfaatkan algoritma Simultaneous Localization and Mapping (SLAM) – sebuah teknologi robotik yang memungkinkannya registrasi data yang dipindai secara akurat dengan menggunakan geometri lingkungan sekitar.
Lihat solusi teknologi Laser Scanner oleh Oseanland Indonesia, klik di sini
Fotogrametri di Dunia Tambang
Selain teknologi laser scanner atau LiDAR, fotogrametri juga memegang peran penting dalam dunia survei tambang. Teknik ini menggunakan citra foto yang diambil dari berbagai sudut untuk menghasilkan model 3 dimensi dari permukaan bumi atau area tambang. Dengan software pengolahan citra modern, surveyor dapat membuat peta topografi, menghitung volume material, dan memantau perubahan kondisi lahan dari waktu ke waktu.
Keunggulan utama fotogrametri adalah kemampuannya menghasilkan data dengan resolusi tinggi secara cepat dan biaya yang relatif rendah. Teknologi ini semakin efisien ketika dipadukan dengan drone atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle), yang dapat menjangkau area berbahaya atau sulit diakses tanpa mengganggu operasi tambang.
Survei Menggunakan Drone

Penggunaan drone dalam survei tambang telah menjadi standar industri baru dalam beberapa tahun terakhir. Drone dilengkapi kamera fotogrametri atau sensor LiDAR yang dapat mengumpulkan data spasial dengan ketelitian tinggi. Dalam waktu singkat, drone mampu memetakan area tambang luas dengan presisi sentimeter.
Selain itu drone dapat melakukan pemantauan kondisi lereng, perubahan kontur galian, hingga inspeksi keselamatan area tambang tanpa harus menurunkan tim ke lapangan secara langsung. Data yang dikumpulkan kemudian diproses menjadi peta 3D atau model digital, membantu tim perencana dan insinyur tambang dalam mengambil keputusan berbasis data yang lebih akurat.
Baca artikel lain tentang Drone LiDAR, klik di sini
Integrasi Data dan Pemodelan 3D
Kemajuan perangkat lunak survei dan pemetaan kini memungkinkan integrasi data dari berbagai sumber, mulai dari TLS, ALS, fotogrametri, hingga GNSS menjadi satu ekosistem pemodelan 3D yang terpadu. Hasilnya, surveyor dapat menganalisis dan memvisualisasikan kondisi tambang secara menyeluruh, baik di permukaan maupun di bawah tanah.
Pemodelan 3D ini juga penting dalam mendukung perencanaan tambang (mine planning), perhitungan cadangan mineral, serta pemantauan progres penambangan dari waktu ke waktu. Dengan data yang akurat, perusahaan tambang dapat mengoptimalkan operasi, meminimalkan risiko, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan.
Masa Depan Survei Tambang
Industri tambang berada di era digitalisasi. Konsep “Smart Mining” kini menjadi arah pengembangan global, di mana seluruh proses, mulai dari eksplorasi, produksi, hingga reklamasi berbasis pada data geospasial dan sistem otomatisasi. Teknologi seperti AI (Artificial Intelligence), IoT (Internet of Things), dan machine learning akan semakin terintegrasi dalam proses survei tambang.
Surveyor tambang di masa depan akan berperan sebagai analis data geospasial yang mampu mengolah informasi kompleks untuk mendukung keputusan strategis perusahaan. Dengan kombinasi antara pengalaman lapangan dan teknologi digital canggih, dunia survei tambang akan terus berkembang menuju efisiensi, akurasi, dan keselamatan yang lebih tinggi.
Oseanland Services Indonesia dalam Survei Tambang
Dengan berbagai kemajuan teknologi survei seperti LiDAR, fotogrametri, dan drone yang disebutkan di atas, Oseanland Services Indonesia (OLSI) hadir sebagai salah satu penyedia jasa survei dan pemetaan profesional di Indonesia. Didukung oleh peralatan modern dan tim berpengalaman, OLSI telah menangani berbagai proyek survei tambang di Indonesia, mulai dari survei udara, permukaan, hingga bawah tanah.
Untuk konsultasi atau kerja sama proyek, hubungi Oseanland Services Indonesia di 0822-2700-0704 atau lihat pengalaman dan portoflio lengkap OLSI di oseanlandgroup.co.id/oseanland-services/
#WeProvideYouBetter