Revolusi Pemetaan Udara: FIXAR 007 dan Topodrone LiDAR
Di tengah medan yang menantang seperti perbukitan Swiss, sebuah proyek pemetaan udara baru-baru ini membuktikan kekuatan kolaborasi antara drone FIXAR 007 NG dan sensor LiDAR dari Topodrone. Teknologi ini memberikan solusi pemetaan 3D yang presisi dan efisien, menjadi model yang kini diadopsi untuk aplikasi serupa di berbagai negara, termasuk Indonesia melalui Oseanland Indonesia.
Tantangan Pemetaan di Area Kompleks
Proyek ini bertempat di area hutan dan lereng curam di Swiss, sebuah lingkungan yang penuh tantangan bagi pemetaan konvensional. Namun, teknologi LiDAR memungkinkan pencitraan permukaan tanah yang presisi, bahkan di bawah kanopi vegetasi padat.
Melalui FIXAR 007 NG—drone hybrid VTOL (vertical take-off and landing) yang tahan angin dan tidak memerlukan landasan pacu—tim survei dapat mengakses area sulit dijangkau tanpa risiko operasional tinggi.
Spesifikasi Misi Pemetaan
Drone FIXAR 007 NG dilengkapi dengan sistem LiDAR Topodrone LiDAR Ultra, yang telah dikalibrasi untuk memberikan data point cloud berkualitas tinggi. Area seluas 74 hektar berhasil dipetakan hanya dalam satu penerbangan selama 50 menit. Beberapa parameter teknis lainnya:
- Ketinggian terbang: 120 meter
- Kecepatan jelajah: 16 m/s
- GSD kamera RGB: 1,5 cm
- Densitas point cloud LiDAR: 280 pt/m²
Hasilnya? Representasi digital permukaan tanah yang sangat detail, bahkan menembus vegetasi lebat dan lereng terjal.
Proses Kalibrasi dan Pasca-Pemrosesan Data
Data LiDAR diproses menggunakan perangkat lunak Topodrone Post Processing Software. Dengan bantuan sistem navigasi berbasis GNSS dan sensor IMU, kalibrasi dilakukan secara akurat sehingga menghasilkan:
- Model elevasi digital (DEM)
- Point cloud beresolusi tinggi
- Pemetaan garis kontur
Semuanya diselesaikan hanya dalam satu hari kerja, membuktikan efisiensi dan keunggulan teknologi ini dibanding metode tradisional.
Keunggulan FIXAR 007 dan Topodrone LiDAR
Beberapa alasan teknologi ini menjadi pilihan untuk pemetaan geospasial profesional:
- VTOL: Tidak butuh landasan pacu, bisa lepas landas secara vertikal.
- Flight time lebih lama: Hingga 60 menit dengan muatan penuh.
- Tahan angin hingga 12 m/s: Ideal untuk area berbukit atau hutan.
- Data akurat dan padat: Densitas data tinggi sangat berguna untuk analisis geoteknik dan perencanaan.
Aplikasi untuk Indonesia: Oseanland Hadirkan Solusinya
Melihat keberhasilan teknologi ini di medan ekstrem Swiss, Oseanland Indonesia kini menghadirkannya untuk berbagai aplikasi di Tanah Air. Dari pemetaan hutan, perkebunan, tambang, hingga kawasan rawan bencana, kombinasi FIXAR 007 NG dan Topodrone LiDAR siap memberikan solusi pemetaan udara presisi tinggi di Indonesia.
Siap Digunakan untuk:
- Pemetaan topografi dan kontur
- Deteksi perubahan lahan (change detection)
- Perencanaan infrastruktur dan jalan
- Survei kehutanan dan perkebunan
- Studi hidrologi dan analisis banjir
Dengan teknologi canggih ini, Oseanland Indonesia menegaskan posisinya sebagai pelopor solusi geospasial berbasis drone dan LiDAR di Indonesia. Hubungi tim Oseanland untuk demonstrasi dan integrasi teknologi ini ke proyek Anda.